Oleh
: Prima Dea Pangestu
Perekonomian menjadi salah satu faktor
penentuan suatu kesejahteraan masyarakatnya, terutama bagi negara berkembang
seperti Indonesia. Dalam perjalanan Indonesia untuk menjadi negara maju seperti
Jepang, motor penggerak utamanya tidak lain adalah perekonomian negara itu
sendiri. Berbagai usaha dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia saat ini
terus digencarkan oleh pemerintah, yang dimulai dari peningkatan ekonomi daerah
hingga kerjasama internasional. Salah satu yang akan dihadapi Indonesia dalam
kerjasama internasional adalah ASEAN
Economic Community (AEC) yang akan mulai berlaku pada tahun 2015.
Kurang dari satu tahun lagi, Asean Economic Comunity (AEC) siap untuk
dijalankan pada tahun 2015 tepatnya bulan Desember di kawasan negara–negara
ASEAN meliputi Indonesia, Malaysia, Philiphina, Brunei Darussalam, Singapore,
Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja serta Timor Leste. ASEAN Economic Community (AEC) 2015
adalah komunitas negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang bergabung demi
terwujudnya ekonomi yang terintegrasi (Anya: 2013). Konsep utama dari ASEAN Economic Community adalah
menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi
dimana terjadi free flow atas barang,
jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi
perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui
sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Kehadiran ASEAN Economic Community bisa membantu ketidakberdayaan
negara-negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia yaitu dengan
membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Untuk mencapai
keberhasilan yang diharapkan dalam AEC bukanlah hal yang mudah meskipun tiap negara
sudah mempunyai komoditi–komoditi andalan yang siap diluncurkan, namun yang
paling mendasar adalah kesiapan sumber daya manusia itu sendiri yang berperan
paling penting karena sebagai pelaku dari AEC.
Mengingat betapa pentingnya kesiapan
dari sumber daya manusia yang merupakan pelaku dari AEC, maka diperlukan adanya
penyadaran bagi kaum-kaum muda sebagai generasi penerus bangsa ini. Generasi
muda harus mempersiapkan dirinya ketika pasar bebas ASEAN sudah diberlakukan.
Kasarnya, “kelangsungan hidup” Indonesia dalam pasar bebas ASEAN berada di
tangan generasi muda Indonesia. Ketika kesadaran akan pentingnya membenahi diri
untuk menghadapi pasar bebas ASEAN dari generasi muda Indonesia tidak ada, maka
jangan harap Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain, kemungkinan
terburuknya adalah Indonesia nantinya akan terjual ke negara lain dan negara
Indonesia akan dikuasai oleh negara lain.
Salah satu kekuatan yang akan membuat
Indonesia dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas adalah dukungan dari
generasi muda Indonesia. Harap-harap cemas yang mungkin dirasakan generasi muda
Indonesia saat ini dalam persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN tahun depan.
Generasi muda Indonesia perlu mengadakan berbagai kegiatan seperti menciptakan
usaha sendiri selagi mahasiswa, mensosialisasikan mengenai pasar bebas ASEAN dan
mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga usaha-usaha
baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara. Generasi muda
Indonesia menjadi salah satu kunci dari keberhasilan dalam pencapaian tujuan
negara, karena generasi muda Indonesia merupakan pemegang “tongkat estafet”
selanjutnya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pusalia,
Retno. Makalah Peran Mahasiswa untuk
Indonesia dalam Asean Economic Community (AEC) 2015. Tersedia [Online] http://retnopusalia.wordpress.com/2013/11/14/peran-mahasiswa-untuk-indonesia-dalam-asean-economic-community-aec-2015/
. Diakses tanggal 24 April 2014
Saragih,
Arion Euodia. Artikel Peran Mahasiswa
Menghadapi Pasar Bebas ASEAN. Tersedia [Online] http://m.kompasiana.com/post/read/634662/1/peran-mahasiswa-menghadapi-pasar-bebas-asean.html.
Diakses tanggal 24 April 2014