Senin, 12 Mei 2014

Proud to be a teacher!

Senin, 12 Mei 2014. 
Hari ini menjadi hari yang mengesankan bagiku. Karena hari ini aku kembali pergi untuk melakukan identifikasi ke SDN Cihampelas I. Identifikasi anak berkesulitan belajar menjadi tantangan tersendiri bagiku, aku harus menemukan seorang anak dengan hambatan yang diakibatkan ketidakmampuan psikologis dasar akibat disfungsi minimal otak! Duarrrr! Benar-benar tugas yang luar biasa. Sebelumnya memang pernah mendapatkan tugas mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus, tapi berbeda dengan yang ini. Dosennya, Pak Endang Rochyadi, benar-benar dosen favorit kedua setelah Pak Zaenal, luar biasa pintar luar biasa hebat, pokoknya TOP banget dosen PABB yang satu ini. Lewat arahan dan bimbingannya yang meskipun tidak setiap minggu, aku berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan dan mengerjakan tugas ini dengan baik dan sesuai prosedur yang benar. 
Nah, hari ini kebetulan aku menjadwalkan untuk melakukan studi dokumentasi dan mengetes kembali bidang menulis pada dua orang anak yaitu putri dan genta. Saat datang ke sekolah tersebut, dari gerbang aku sudah dikerumuni anak-anak kelas 3B, seperti menjadi artis hahah mereka membawakan tas dan map ku, aku ditariknya ke dalam kelas dan mereka memintaku untuk memberikan pelajaran, mereka ingin aku mengajar. Tapi aku kemudian mengutarakan maksud kedatanganku yg untuk menemui wali kelasnya Pak Nurdin dan juga mengetes Putri dan juga Genta. 
Karena ada rapat, Pak Nurdin mengijinkanku untuk melakukan tes pada Genta dan Putri sebelum masuk kelas. Pengetesan pun tidak berlangsung lama dan aku harus segera menemui pak nurdin untuk melakukan studi dokumentasi, karena jam 1 aku ada perkuliahan lagi. Tapi ternyata, rapat belum juga selesai sampai akhirnya Pak Nurdin memberikanmandat padaku untuk mengajari matematika pada anak-anak di kelas tersebut. Aku bingung setengah mati, harus mengajar apa, mulai dari mana, apa yang harus dilakukan pertama kali, metode apa yang harus aku gunakan, aaaaaaaarrgghhhh! Bingung. 
Tapi untuk menghargai pak nurdin, akhirnya aku memutuskan untuk mengajar mereka, dan wooooooowwww aku benar-benar kewalahan menghadapi tingkah laku mereka, mereka semuanya ingin diperhatikan, ingin diutamakan, ingin di nomor satukan. 2 anak menangis karena berebut dengan temannya untuk mengerjakan soal yang aku berikan. Ternyata mengajar itu tidak mudah, mengajar itu sulit, butuh persiapan dan  kematangan dari seorang pengajar untuk mengajar. 
Dulu, aku seringkali menyepelekan pekerjaan menjadi seorang guru. Tapi sekarang, aku sadar bahwa pekerjaan yang paling sulit itu adalah menjadi seorang guru. Guru adalah kunci utama dalam pembentukan kognitif, watak dan perilaku dari seorang penerus generasi bangsa, terutama guru SD. Beliau-beliaulah yang telah mengajarkan kita membaca, menulis dan berhitung. Tanpa beliau mungkin aku tidak bisa kuliah seperti sekarang ini. Mulianya lagi, guru tidak pernah meminta imbalan atau jasa atas apa yang telah mereka berikan pada kita. Mereka ikhlas, dan kebanggaan terbesar mereka adalah melihat kita menjadi orang sukses. Guru, pekerjaan paling mulia, dunia dan akhirat. Aku bangga menjadi calon guru, sangat bangga :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar