Selasa, 14 Juni 2016

Man jadda wa jadda..

Hidup yang gue jalanin bukanlah hidup yang mudah, ya mungkin setiap orang memiliki masalahnya sendiri. Gue pengen banget nyurahin isi hati gue pagi ini. Saat ini kondisi keluarga gue tepatnya kondisi ekonomi keluarga gue lagi dalam keadaan miris. Pasalnya, duit nyokap sm bokap ditilep sama adik bokap sendiri yang skrg entah dimana keberadaannya, bukan cuma duit bokap sih sebenernya, tapi duit banyak orang juga, jumlahnya hampir 3M. Entah darimana duit sebanyak itu mesti didapetin, sampe akhirnya semua keluarga gue hancur, nenek gue ditagihin orang terus setiap hari sampe hampir terjadi penculikan, bibi gue, bokap gue semuanya ikut pusing masalah paman gue yang penipu itu.
Oke balik lagi ke persoalan keluarga gue, saat ini nyokap sudah menjual rumah dengan harga yang bisa dibilang sangat murah, tapi alhamdulillahnya skrg udah ada gantinya, cuman emang lebih kecil, sempit, jelek dsb. tapi hal itu mesti disyukurin yang penting kita punya tempat tinggal . Emang dasar nyokap sma bokap yang gamau punya rumah kek begitu, akhirnya mereka mutusin buat minjem duit ke bank dengan jumlah yang besar ceritanya buat ngerenov rumah itu. Tapi, musibah dateng lagi, nenek gue sakit parah, komplikasi sana sini. Nenek gue yang dari nyokap itu cuma punya satu anak, yaitu nyokap doang, otomatis yang mesti ngebiayain semua pengobatannya ya nyokap, karena suami nenek gue pengangguran kelas berat. akhirnya duit yang mestinya buat renov rumah itu dipake nenek gue, dan didalamnya ada duit buat kosan gue. Ceritanya skrg gue lg nunggu pengumuman di UPI, pengumuman pascasarjana. Feeling guesih keterima mengingat disini sistemnya gapake kuota. Yaa semoga saja. Tapi, kalau sampe gue keterima, beban gue, nyokap bertambah, entah gue yang selalu apes atau emang ga ada beasiswa berpihak ke gue, gue gadapet beasiswa buat S2. padahal itu gue butuh banget, nyari diinternet udah, tapi ttep aja bukan rejeki gue kaliya, ga ada, ga dapet.
Kosan belum, buat biaya masuk pascasarjana ga ada. duit darimana ini................................... yaAllah yaRabb, hamba pasrahkan semuanya padamu.. tapi hamba juga akan berusaha untuk ituuu.....

gue yakin sih, kalau gue udah niat, gue punya kesungguhan, Allah pasti ngasih jalan mau darimanapun juga.. i hope..................

Sabtu, 03 Januari 2015

OTORITER : POLA ASUH PEMBELENGGU KREATIVITAS ANAK BERBAKAT



OTORITER : POLA ASUH PEMBELENGGU KREATIVITAS
ANAK BERBAKAT

Prima Dea Pangestu, 1204582
Pendidikan Khusus/B

Kerentanan anak berbakat dengan karakteristik khasnya yang dapat menyebabkan mereka mengalami masalah baik dengan baik sendiri maupun dengan dunia luar. Anak berbakat kreatif dengan daya imajinasi yang kuat, pemikiran yang orisinal, kemandirian, dan minat yang luas dapat melibatkan diri secara intensif dalam berbagai masalah dan menghasilkan proyek dan produk yang menarik. Di pihak lain, ciri–ciri mereka untuk mempertanyakan, bersikap kritis, ketidakpuasan dengan otoritas, kebosanan dengan tugas–tugas rutin, dan kemampuan untuk “melihat dari sudut tinjau lain” dan “selalu melihat kemungkinan lain” dapat mengakibatkan ketegangan dan ketidaknyamanan dalam hubungan dengan orang dewasa dan teman sebaya.
Anak yang kreatif umumnya mempunyai banyak ide baru, sebagian dari ide ini aneh-aneh tetapi ada juga yang sangat orisinil dan baik untuk umurnya. Ia sering memberikan jawaban yang tidak biasa terhadap pertanyaan biasa, memberikan saran yang unik untuk menyelesaikan masalah (Sobur, 1989, hlm. 267 dalam Rahmawati, 2007, hlm. 11).
Banyak faktor yang mempengaruhi kreativitas, diantaranya faktor waktu, kesempatan menyendiri, dorongan, sarana, lingkungan yang merangsang, hubungan, pola asuh, cara mendidik anak dan kesempatan memperoleh pengetahuan (Hurlock, 1999, hlm. 9 dalam Rahmawati, 2007, hlm.9). Pola asuh orang tua yang tepat akan mengoptimalkan kreativitas anak. Sudah lebih dari 30 tahun pakar psikologis menemukan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreativitas anak. Jika kita menggabung hasil penelitian lapangan dengan penelitian laboratorium mengenai kreativitas dan dengan teori-teori psikologis, kita memperoleh petunjuk bagaimana sikap orangtua secara langsung mempengaruhi kreativitas anak mereka (Amabile, 1989, hlm. 103, dalam Munandar, 2012, hlm. 92).
Torrance menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan keluarga dalam mengasuh anak agar individu dapat berkembang kreativitasnya (Asrori, 2007). Kreativitas tersebut juga dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan orang tua, pola asuh orang tua, ketersediaan fasilitas, dan penggunaan waktu luang (Munandar, 1988 yang dikutip oleh Asrori, 2007). Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal (Papalia, 2008).
Ada beberapa macam pola asuh orangtua, diantaranya adalah pola asuh otoriter. Menurut Hurlock (1999, hlm. 93, dalam Rahmawati, 2007, hlm. 11) yang menggunakan istilah pola pengasuhan pada pola asuh otoriter, orangtua memberikan perlakuan dan aturan-aturan yang kaku dan ketat yang dipergunakan sebagai pengontrol tingkah laku anak dan anak harus bertingkah laku sesuai dengan aturan yang telah diterapkan oleh orangtua. Anak harus patuh, tunduk dan tidak ada pilihan lain sesuai dengan kemauan atau pendapatnya sendiri. Orangtua tidak mempertimbangkan pandangan dan pendapat anak, orangtua tetap mengambil dan menentukan keputusan, tidak ada komunikasi timbal balik, hukuman diberikan tanpa alasan dan jarang memberikan hadiah. Orangtua hanya mengatakan apa yang harus dilakukan anak, tetapi tidak menjelaskan mengapa anak harus melakukan sesuatu dan tidak boleh melakukan yang lain. Pola asuh otoriter dicirikan dengan kendali terhadap anak mutlak di tangan orangtua, komunikasi satu arah dari orangtua ke anak (Harini, 1998, hlm.20, dalam Rahmawati, 2007, hlm. 11).
Petranto (2005, dalam Rahmawati, hlm. 11) menyebutkan bahwa pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Amaliya (2006, dalam Rahmawati, hlm. 11) menambahkan bahwa hasil dari gaya pengasuhan yang otoriter akan menghasilkan individu yang seringkali cemas akan perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan, memiliki keterampilan komunikasi yang rendah dan disiplin awal yang terlalu kasar yang sering diasosiasikan dengan agresi.
Kartini, (1985, hlm.98) dalam bukunya Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi menyebutkan bahwa, anak yang dibesarkan di rumah yang bernuansa otoriter akan mengalami perkembangan yang tidak diharapkan orang tua. Anak akan menjadi kurang kreatif jika orang tua selalu melarang segala tindakan anak yang sedikit menyimpang dari yang seharusnya dilakukan. Larangan dan hukuman orang tua akan menekan daya kreativitas anak yang sedang berkembang, anak tidak akan berani mencoba, dan ia tidak akan mengembangkan kemampuan untuk melakukan sesuatu karena tidak dapat kesempatan untuk mencoba. Anak juga akan takut untuk mengemukakan pendapatnya, ia merasa tidak dapat mengimbangi teman-temannya dalam segala hal, sehingga anak menjadi pasif dalam pergaulan. Lama-lama ia akan mempunyai perasaan rendah diri dan kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri. Karena kepercayaan terhadap diri sendiri tidak ada, maka setelah dewasapun masih akan terus mencari bantuan, perlindungan dan pengamanan. Ini berarti anak tidak berani memikul tanggung jawab.
Pembelengguan dari kreativitas anak akibat pola asuh yang otoriter diperkuat oleh Rahman (Koran Seputar Indonesia, Selasa 20 Mei 2006, hlm. 29 dalam Rahmawati, 2007, hlm 12), menyebutkan bahwa orangtua yang otoriter mengakibatkan anak menjadi kurang inisiatif. Selain itu, orangtua yang otoriter, banyak yang tidak dapat menerima pendapat anaknya sehingga anak kurang kreatif dan komunikatif.
Rahmawati (2007, hlm. 12) menyebutkan bahwa pada tahun 1997, Munandar pernah melakukan studi untuk melihat hubungan antara beberapa peubah lingkungan keluarga dan kinerja anak, termasuk intelegensi, kreativitas dan prestasi belajar pada anak berbakat. Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari penelitian ini, yakni terlalu banyak ikut campur dari pihak orangtua, misalnya terhadap cara berbicara anak, minat anak terhadap membaca, dalam menentukan peraturan di rumah, tidak menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dari kreativitas. Hal tersebut dapat dikatakan memperkuat teori-teori dimana kreativitas dikonsepsikan sebagai bertentangan dengan sifat otoriter. Kreativitas dapat juga berkembang dalam suasana non-otoriter yang memungkinkan individu berfikir dan menyatakan diri secara bebas dan dimana sumber dari pertimbangan evaluatif adalah internal (Munandar, 1990, hlm. 97 dalam Rahmawati, 2007, hlm. 12).
Kreativitas yang merupakan salah satu komponen penentu anak berbakat menurut Renzulli menjadi hal yang penting untuk mengembangkan dan meningkatkannya. Anak berbakat yang dicirikan dengan dimilikinya kreativitas tinggi yang merupakan potensi sejak lahir hendaknya terus selalu dikembangkan terutama oleh lingkungan sekitar seperti orangtua. Pola asuh menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan perkembangan kreativitas dari anak berbakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah tersebut diatas, bahwasannya pola asuh yang otoriter terhadap anak berbakat dapat membelenggu kreativitasnya. Anak berbakat yang dicirikan memiliki ide/gagasan/pendapat yang tidak biasa dalam artian bagus dan berbeda dari anak pada umumnya akan terhambat dalam pengembangan kreativitasnya jika diberikan pola asuh oleh orangtua yang otoriter. Otoriter menjadi pola asuh yang sangat tidak menunjang terhadap perkembangan kreativitas anak, terutama anak berbakat. Sehingga pola asuh yang otoriter haruslah dihilangkan dari pembentukan perkembangan dalam kreativitas anak.
Munandar (2012, hlm. 94) menyebutkan bahwa dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orang tua yang dapat memupuk kreativitas anak adalah sebagai berikut:
·      Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya;
·      Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal;
·      Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri;
·      Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal;
·      Meyakinkan anak bahwa orangtua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan;
·      Menunjang dan mendorong kegiatan anak;
·      Menikmati keberadaannya bersama anak;
·      Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak;
·      Mendorong kemandirian anak dalam bekerja;
·      Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak;
Sikap-sikap seperti tesebut di atas lah yang harus diberikan oleh orangtua terhadap anak untuk menunjang pengembangan kreatvitas anak tersebut. Selain itu, pola asuh yang diberikan menjadi pola asuh yang lebih demokratis jika ditunjang dengan sikap-sikap tersebut di atas.
Hal ini sejalan dengan yang diungkap oleh Munandar (2012, hlm. 85), yang mana pada tahun 1982 telah melakukan studi perbandingan di Jakarta antara keluarga dengan IQ di atas 130 dan keluarga anak dengan IQ pada taraf rata-rata mengenai keadaan keluarga anak berbakat intelektual bila dibandingkan dengan keluarga anak yang mempunyai kecerdasan rata-rata. Dari hasil penelitian tersebut, Munandar (2012, hlm. 86) menyebutkan bahwa mayoritas orangtua dari kelompok anak dalam mendidik anak tidak terlalu menekankan pada peraturan yang ketat, juga tidak terlalu memberi kebebasan, akan tetapi menentukan peraturan dengan mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak, dengan kata lain tidak ekstrem otoriter tetapi juga tidak terlalu “laissez-faire”.
Berdasarkan tinjauan teori dan berbagai jurnal hasil penelitian yang relevan terkait pola asuh dan hubungannya dengan kreativitas, maka dapat disimpulkan bahwa memang salah satu faktor yang dapat berpengaruh dalam pengembangan kreativitas anak adalah pola asuh. Otoriter, merupakan salah satu tipe pola asuh yang diberikan sebagian orangtua kepada anaknya, dimana pola asuh tersebut dapat membelenggu kreativitas anak. Dengan demikian, diharapkan orangtua lebih memperhatikan pola asuh yang diberikan, sehingga tidak menghambat perkembangan kreativitas terutama kreativitas anak berbakat dan seharusnya justru memberikan pola asuh disertai sikap yang dapat mengembangkan kreativitas terutama kreativitas anak berbakat.

Daftar Pustaka
Diana, Rachmy. R. 2006. Setiap Anak Cerdas! Setiap Anak Kreatif! Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 33 No. 2 Desember 2006. [Online] Tersedia:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=22016&val=1286

Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta: CV Rajawali. [Online] Tersedia : http://digilib.uinsby.ac.id/9072/5/Bab%202.pdf

Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta : PT Rineka Cipta

Rahmawati, Cendi Fitriana. 2007. Kreativitas Verbal Ditinjau Dari Pola Asuh Otoriter. [Online] Tersedia: http://eprints.unika.ac.id/941/1/02.40.0146_Cendi_Fitriana_Rahmawati.pdf

Teviana, Fenia & Yusiana, Maria Anita.____. Pola Asuh Orangtua Terhadap Tingkat Kreatifitas Anak. Jurnal STIKES Volume 5 No. 1, Juli 2012. [Online] Tersedia :http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4234&val=360



Rabu, 11 Juni 2014

Malaysian Song~ I love it

  Terasing dalam Sepi - Slam
Oh… kekasih apakah erti
Seandainya cinta tiada punca dan arah
Oh… kekasih dalam termanggu
Aku yang terasing menanti pasti
Tak mampu lagi ku mengutip sisa
Di halaman orang
Sedangkan kau hanya tersenyum
Dalam tangis ku… oohh

Dimanakah keikhlasan mu
Saat ku sengsara engkau hanya ketawa
Setidaknya bimbinglah daku
Membina teduhan yang seindah mu
Puas ku memikirkan apa dosa ku
Sering disisih…
Seolah ku tak berharga lagi
Untuk berkasih… ohhh

Makin ku diam
Makin lantang kau sebarkan
Hinanya diriku di sisi mu
Tidakkah engkau menyesal
Kecurangan mu itu menguris hati ku
Setelah kau memiliki mahligai mu
Air mata ku tak bererti lagi
Kasih kau mengertilah
Aku jua inginkan ketenangan
Di serata jiwa ku

Oh… kekasih dalam termanggu
Aku yang terasing menanti pasti… ohh


UKAYS-DISAAT LUKAKU BERDARAH
Mengapa hujan melanda di tengahari
Di saat kuinginkan kekeringan
Mungkinkah itu satu petanda
Sesuatu yang akan berlaku

Terlukanya aku
Dengan keluargamu
Menerima ku ada pantangnya
Takdir yang mendatang
Kau anggap permainan seolah aku ini bebanan
Bagaikan api jauh dari panggang
Andainya aku ini ternama dan berharta
Tak mungkin kau pergi tinggalkan aku

Kelakianku ini benar-benar tercabar
Oleh si kekasih yang selama ini
Kusanjung pekertinya

Terlukanya aku dengan keluargamu
Menerima ku ada pantangnya
Takdir yang mendatang
Kau anggap permainan
Seolah aku ini satu bebanan

Bagaikan api jauh dari panggang
Andai aku ini ternama dan berharta
Tak mugkin kau pergi tinggalkan aku
Kelakianku ini benar-benar tercabar
Oleh si kekasih yang selama ini
Kusanjung pekertinya

                                                  Hilang Dalam Terang - Amy Search
Fajar menyingsing
Bulan masih mengambang
Dan kita pun berhenti
Di pinggir jalan
Di sinilah keluhan yang membuka mata ku
Dan layu sekuntum mawar
Yang hendak ku berikan pada mu

Mengapa kau membuat ku serba salah
Melayani perasaan
Menolak kebenaran
Setelah aku dilanda gelora
Mabuk asmara
Sedangkan engkau tahu
Kelemahan ku mudah jatuh cinta

Mengapa begini kau akhiri
Dengan menyingkap tabir rahsia
Percintaan kamu berdua
Terjaga mentari
Melenyapkan bulan
Dan mimpi semalam meluncur
Kesunyian sepanjang malam
Ku hilang dalam terang

Melenyapkan bulan
Dan mimpi semalam meluncur
Kesunyian sepanjang malam
Ku hilang dalam terang

Selasa, 10 Juni 2014

finally i found you boy!

postingan kali ini bakal nyeritain kriteria cowok impian selama ini tapi hanya dari segi fisik yaaa, emang kayak gimana sih prim cowok impian kamu secara fisik ituuu? hmm jadi ini kriterianya haha:
- manis
- ganteng
- berkulit gelap (tapi bukan negro)
- tingginya sedang
- badannya atletis
- berambuuutttt (ada kumis, jenggot, brewok)
 
sebenernya ada beberapa nama yang pernah menjadi cowok impianku yang hampir mendekati kriteria diatas, siapaa sajaaaa merekaaa? tadaaaaa!
1. Benjamin Joshua Rompies
Cowok tampan plus keren kelahiran Manado 33 tahun silam ini berhasil memikat perhatianku saat debut film pertamanya yaitu dealova. Aktingnya yang natural banget menjadi daya tarik buatku ditambah tampangnya itu lhooo ganteeeenggggg (masuk kriteria). okedeh ganteng emang relatif ya tapi jujur aja ini benerbener tipe cowok gue bangeeeettttt. sebenernya dia agak sedikit kurang lebih mendekati mirip sama seseorang yang pernah mengisi hari-hariku dulu. siapa diaaa? ih kepooo hahahaha
unsur aku jatuh cinta dan menjadikan benjosh sebagai tipe pria idamanku dikarenakan mantanku juga sih ahhahaa ssstttt yang tau ini cuma anakanak alpha7 doang hahahaha. selain ganteng, benjosh ini manis, tuh kan masuk kriteria pertama, udah gitu kulitnya ga putih (sedikit gelap) tuh kan masuk kriteria lagi, tingginya sedang dan badannya atletis broooo (masuk lagi kriteria) dan benjosh ini cuman kurang satu kriteria lagi ;( dia gasuka numbuhin rambut di wajahnya, ga ada jenggot, kumis ataupun brewok, aaaahhh jadi kurang maco gimanaa gitu :(

2. Fauzan Nasrul Hendra Putra
Cowok kelahiran 22 tahun silam ini mencuri perhatianku lewat debut aktingnya dalam FTV yang tayang di salah satu stasiun tv swasta. Panggilannya Izan (Untuk keluarga) Ojan (Untuk teman2) Kazan (Untuk fans2nya), dan aku sendiri lebih senang memanggilnya ozan :D Look! He's sweet, cool and amazing! Ozan ini manis banget senyumnya atulaaah :( bikin melting tau gak! selain manis, ozan ini kulitnya hitam, seksi broooh. aku lebih suka pria berkuliat gelap dibanding pria berkulit putih. kalo putih itu kayak banci tau gak hahaha. ozan juga selain manis, ganteng, hitam, dia badannya atletis doooong, dan ini salah satu kriteria cowok idaman bangeettt. badannya atletis pula guysss tapi ada yang kurang lagi yaitu ozan ga berbrewok berjenggot ataupun berkumis :( syediiih :(

3. Hugh Jackman
Look! He's awesome, extraordinary, amazing, right? :') omaygaaaatttttttttt ini garagara nonton X-Men. He's Truly! He's Perfect!! I love him!! Aaaaakkkkkkkkkk
Liat deh, ganteng yah, manis yah, kulitnya gelap yah, dan berambuuuuuuttttt! jenggot, kumis, brewok, lengkap banget ada di diaaaaa! omaygaaatttttt

tingginya sedang dan badannya itulhooooo lebih dari apa yang gue ekspektasikan. menakjubkan!! subhanallah banget ada mahluk sesempurna ini lah :(

yang bikin pedihnya adalah ga mungkin kan aku sm hugh jackman, dia udah berumur dan udah beristri huaaaaaaa :'((((

tapi btw, dari kriteris cowok idamanku secara fisik ternyata ada yang lengkap banget yaitu hugh jackman, tapi di dunia nyataaa entahlah adakah pria seperti diaaa? rasanya mustahil :') tapi seperti apapun jodohku nanti yang jelas harus gajauh dari kriteria ini hahahhahaa





Senin, 09 Juni 2014

Liburan ~ whereeee?

9 juni 2014 menjadi hari pertama libur kuliah semester 4 ini. woow ga kerasa udah semester 4 lagi, artinya tinggal 4 semester lagi yg harus ditempuh, yeap 4 semester lagi. semangaaattttt! lebih semangat lagi karna di liburan kali ini ga ada SP (semester padat) hahahaha artinya selama kurang lebih 3 bulan kedepan bakal liburan broooh liburaaaannn. seneng banget kayaknya sama liburan ya prim, jelas lah karena kemaren2 udah capek sama tugas dan perkuliahan yg bikin pusing dan skrang saatnya refresh otak. tapi pertanyaannya adalah, kemanaa?? kemanaa kemanaaa kemannaaa ku haruss liburan kemaanaaa *ujungujungnya ngedangdut -___-*
setelah difikirfikir, liburan kali ini malah bingung karena gatau mesti ngapain dan mesti kemanaa. masa di rumah terus, kan ga mungkin kaliyaaa -__-
dari dulu sebenernya pengen bangetlah pergi ke pantai, tapi pantai mana?? bukan pangandaran -_- apalagi parangtritis -_- dan bukan juga pelabuhan ratu -_- soooo? pengen banget euy liburan ke tempat iniiiiiiiiiii !
yeap! raja ampat. subhanallah. ini sebuah keajaiban dunia menurutku. menurut informasi yang aku dapat, raja ampat ini bagian dari kebanggaan nusantara kita, kebanggaan indonesiaaa~ dan sempet ga percaya kalau tempat seindah ini ada di indonesia! pengen banget kesana Ya Allah :( tapi apa daya uang tak punyaaa :')
pergi kesana bener-bener harus punya duit yang ga sedikit, biayanyaaaa itu broooh masyaAllah! mungkin gak saat ini pergi kesana, tapi suatu hari nanti aku pasti akan pergi kesana bersama jodohkuuu hahahhaha (referensi tempat bulan madu) wkwkwkkwk

okeeee back to reality, aku bener-bener harus nyiapin apa yang harus dikerjakan pas liburan ini. harus! biar liburannya ga percuma dan malah jadi manfaat ya primaaaaaa! semangaaattttttttt berliburrrr hahahahaha :D

Senin, 12 Mei 2014

Proud to be a teacher!

Senin, 12 Mei 2014. 
Hari ini menjadi hari yang mengesankan bagiku. Karena hari ini aku kembali pergi untuk melakukan identifikasi ke SDN Cihampelas I. Identifikasi anak berkesulitan belajar menjadi tantangan tersendiri bagiku, aku harus menemukan seorang anak dengan hambatan yang diakibatkan ketidakmampuan psikologis dasar akibat disfungsi minimal otak! Duarrrr! Benar-benar tugas yang luar biasa. Sebelumnya memang pernah mendapatkan tugas mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus, tapi berbeda dengan yang ini. Dosennya, Pak Endang Rochyadi, benar-benar dosen favorit kedua setelah Pak Zaenal, luar biasa pintar luar biasa hebat, pokoknya TOP banget dosen PABB yang satu ini. Lewat arahan dan bimbingannya yang meskipun tidak setiap minggu, aku berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan dan mengerjakan tugas ini dengan baik dan sesuai prosedur yang benar. 
Nah, hari ini kebetulan aku menjadwalkan untuk melakukan studi dokumentasi dan mengetes kembali bidang menulis pada dua orang anak yaitu putri dan genta. Saat datang ke sekolah tersebut, dari gerbang aku sudah dikerumuni anak-anak kelas 3B, seperti menjadi artis hahah mereka membawakan tas dan map ku, aku ditariknya ke dalam kelas dan mereka memintaku untuk memberikan pelajaran, mereka ingin aku mengajar. Tapi aku kemudian mengutarakan maksud kedatanganku yg untuk menemui wali kelasnya Pak Nurdin dan juga mengetes Putri dan juga Genta. 
Karena ada rapat, Pak Nurdin mengijinkanku untuk melakukan tes pada Genta dan Putri sebelum masuk kelas. Pengetesan pun tidak berlangsung lama dan aku harus segera menemui pak nurdin untuk melakukan studi dokumentasi, karena jam 1 aku ada perkuliahan lagi. Tapi ternyata, rapat belum juga selesai sampai akhirnya Pak Nurdin memberikanmandat padaku untuk mengajari matematika pada anak-anak di kelas tersebut. Aku bingung setengah mati, harus mengajar apa, mulai dari mana, apa yang harus dilakukan pertama kali, metode apa yang harus aku gunakan, aaaaaaaarrgghhhh! Bingung. 
Tapi untuk menghargai pak nurdin, akhirnya aku memutuskan untuk mengajar mereka, dan wooooooowwww aku benar-benar kewalahan menghadapi tingkah laku mereka, mereka semuanya ingin diperhatikan, ingin diutamakan, ingin di nomor satukan. 2 anak menangis karena berebut dengan temannya untuk mengerjakan soal yang aku berikan. Ternyata mengajar itu tidak mudah, mengajar itu sulit, butuh persiapan dan  kematangan dari seorang pengajar untuk mengajar. 
Dulu, aku seringkali menyepelekan pekerjaan menjadi seorang guru. Tapi sekarang, aku sadar bahwa pekerjaan yang paling sulit itu adalah menjadi seorang guru. Guru adalah kunci utama dalam pembentukan kognitif, watak dan perilaku dari seorang penerus generasi bangsa, terutama guru SD. Beliau-beliaulah yang telah mengajarkan kita membaca, menulis dan berhitung. Tanpa beliau mungkin aku tidak bisa kuliah seperti sekarang ini. Mulianya lagi, guru tidak pernah meminta imbalan atau jasa atas apa yang telah mereka berikan pada kita. Mereka ikhlas, dan kebanggaan terbesar mereka adalah melihat kita menjadi orang sukses. Guru, pekerjaan paling mulia, dunia dan akhirat. Aku bangga menjadi calon guru, sangat bangga :)

Minggu, 11 Mei 2014

Perbedaan~

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Khusus periode 2013-2014 telah berakhir dan saatnya masuk periode baru yang menjadi periode angkatan 2012. Aku memutuskan untuk tidak mengikuti himpunan di periode berikutnya karena banyak faktor, keluarga, akademik, kerjaan dan satu hal yang paling aku junjung tinggi dalam himpunan yaitu loyalitas, aku tidak bisa merealisasikannya karena faktor-faktor tadi. 
Sebagai seorang manusia, aku memiliki prinsip untuk mendapatkan pengalaman sebanyak-banyak dan itu melalui organisasi. Di SMA, aku mengikuti banyak organisasi dan aku menjadi ketua dari organisasi yang aku ikuti. Menurut pendapat teman-temanku aku memiliki jiwa sebagai organisator dan aku sendiri merasakannya.
Ketidakikutsertaanku dalam HMJ tahun ini menjadi satu hal yang fenomenal khususnya untuk diriku sendiri. Seperti tidak percaya dengan fakta bahwa aku, seorang prima tidak mengikuti organisasi di Himpunanku sendiri dikarenakan alasan ketidakloyalan dan beberapa faktor yang telah aku utarakan di atas. Banyak sekali teman-teman seangkatan yang menyayangkan ketidakikutsertaanku tapi aku berjanji pada mereka untuk tetap berkontribusi terutama dalam kegiatan pengkaderan yang menjadi jantung dari Himpunan itu sendiri.

Didaulat menjadi seorang Komisi Disiplin oleh ketua bidang kaderisasi, Anky menjadi sebuah tanggung jawab dan juga beban moral tersendiri bagiku. Kedisiplinan merupakan satu indikator yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu himpunan. Aku harus menegaskan kedisiplinan, tata tertib dan kalau istilah nya aku harus tegas terhadap mereka, peserta pengakaderan. Peserta pengkaderan kali ini bukanlah peserta biasa, mereka merupakan anak rantau dari pulau sebrang yaitu dari Aceh dan juga Kalimantan. 

Di acara pengkaderan sebelumnya, aku memang menjadi komdis dan juga pernah menjadi korlap, namun tidak ada tantangan yang berarti yang aku dapatkan ketika mengemban tugas menjadi komdis ataupun korlap. Tapi kali ini, aku menjadi komdis di acara Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Kerjasama, bukan menjadi hal yang ringan dan mudah, tapi menjadi hal yang sulit, penuh emosi, tantangan dan kedongkolan.

Budaya kita berbeda. Diantara kita terdapat banyak perbedaan. Perbedaan cara bicara, kesopanan, tata krama dan banyak lagi. Dan hal itulah yang menjadi permasalahan terbesarku dalam menegakkan kedispilinan pada mereka. Metode rendah sampai sedang telah aku pergunakan untuk memperingatkan mereka tentang kedisiplinan. Tapi perilaku mereka sendiri yang membuat aku naik tensi sampai akhirnya kita, semua komdis sepakat untuk menaikkan tensi kita dalam peringatan tentang etika dan moral yang mereka miliki. Aku yang banyak bicara membawa daerah mereka untuk memotivasi mereka agar lebih baik, dan meyakinkan bahwa mereka adalah putra-putri terpilih dari daerahnya, menurut pendapatku, dengan diperingatkannya mereka tentang tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan terhadap mereka dari daerahnya itu akan membuat mereka sadar dan semakin bersemangat dalam mengikuti kegiatan pengakaderan. Tapi nyatanya tidak, mereka kesal, sakit hati sampai akhirnya tidak datang di keesokan harinya. Kemungkinan besar mereka sakit hati dengan perkataanku yang kemungkinan besar juga mereka salah dalam menangkap maksud pembicaraanku. Dari 70 orang lebih, hanya 4 yang datang, 4 dari 70. Sungguh memalukan dan membuatku berfikir betapa mereka benar-benar keras dan "sensitif". Sebagian besar panitia berpendapat bahwa ini merupakan kesalahan dari awal karena kita sudah dekat dengan mereka yang mana akhirnya ngebuat mereka ngelunjak dan blagu. 

Siapa yang salah sebenarnya? Perilaku mereka yang memang sudah keras dan sensitif atau perkataanku yang menyinggung mereka?? 

Tapi ini bukan permasalahan siapa yang salah dan siapa yang tidak. Yang pasti ini merupakan pembelajaran bagiku untuk memahami dan mengerti mereka sekalipun mereka tidak mau mengerti dan tidak mau beradaptasi dengan lingkungan disini. Aku harus bersikap dewasa biarpun umur mereka dan aku lebih tua mereka. Bagaimanapun aku harus memberikan contoh pada mereka. Dan kalaupun mereka memang benar-benar sakit hati dengan perkataanku, jauh di lubuk hati aku meminta maaf yang sebesar-besarnya. Sungguh secuilpun aku tidak mau menyakiti mereka, bagaimanapun mereka adikku di himpunan ini di jurusan ini. Aku ingin mereka memiliki citra yang baik di mata mahasiswa yang lain terutama di mata mahasiswa pendidikan khusus. Hanya itu. Aku minta maaf. Sungguh.

Perbedaan kebudayaan bukan harusnya menjadi penghalang kita sebagai mahasiswa satu jurusan untuk tidak menerima satu sama lain. Tapi justru disinilah kita harus mengerti dan saling memahami budaya satu sama lain. Hargai kami seperti kami menghargai kalian, adik-adik kelas kerjasama :')